Jumat, 20 Maret 2009

Indonesia mencontreng

Mampukah Indonesia Mencontreng?
63 tahun Indonesia telah merasakan kemerdekaan. Lima pergantian presiden telah dilaluinya sejak Indonesia merdeka hingga masa demokrasi saat ini. Sebagai negara yang beragam Indonesia merupakan kumpulan dari berbagai pulau dan suku daerah yang berbeda. Negara yang sangat subur tanahnya ini telah mengalami perubahan yang signifikan sejak masa penjajahan hingga sekarang.
...
Tahun 2009 ini merupakan tahun politik, dimana bangsa Indonesia melaksanakan pesta demokrasi dengan pemilihan wakil-wakil rakyat. Bangsa yang tingkat pendidikannya bisa dikatakan masih merangkak bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga yang maju, sudah dipaksa untuk melakukan pesta demokrasi. Memang masa demokrasi ini merupakan selangkah lebih baik dan melatih pendidikan warga negara, karena semua warga berhak untuk melontarkan buah pikiran tanpa ada tekanan dan hambatan dari berbagai pihak. Pada pesta demokrasi sebelumnya, Indonesia telah membuktikan bahwa bangsa ini mampu untuk melaksanakan pemilu secara demokratis, pemilihan presiden secara langsung pada periode yang lalu merupakan awal era demokrasi Indonesia.
Pemilihan presiden secara langsung dengan sistem pencoblosan merupakan langkah awal dalam membangun negara demokrasi dan berpendidikan. Walaupun Sitem coblos ini notabenenya adalah sistem yang masih rendah tingkat pendidikannya. Dikatakan begitu, karena siapapun orangnya dan dari berbagai etnis pendidikan manapun, mulai tingkat rendah hingga tingkat yang tinggi pasti bisa melakukan pencoblosan. Walaupun toh pada kenyataannya masih banyak surat suara yang tidak sah akibat tidak tahu cara pencobolsannya. Namun hal itu tidak mematahkan semangat para wakil rakyat yang sudah duduk di Senayan Jakarta untuk memajukan pendidikan bangsa ini yang lebih baik.
Pada tahun politik 2009 ini, para wakil rakyat menginginkan warga Indonesia untuk lebih maju. Tidak hanya presiden dan wakil presiden yang akan dipilih secara langsung, namun calon anggota legislatifpun juga akan dipilih secara langsung dan demokratis, bahkan tidak lagi dengan pencoblosan gambar/photo, melainkan dengan pencontrengan gambar atau nomor urut partai dan calon legislatif.
Ditinjau dari segi positif, pemilihan dengan cara mencontreng merupakan satu peningkatan pendidikan bagi bangsa Indonesia, karena pencontrengan adalah hal yang sulit bagi orang yang tidak bisa baca tulis. Oleh sebab itu, dibutuhkan warga yang bisa baca tulis untuk mensukseskan pemilihan seperti ini. Selain itu, untuk menunjukkan pada negara lain bahwa Indonesia adalah negara yang tingkat pendidikannya sudah lebih baik, sebab warga negaranya bisa baca tulis dan bisa melakukan pesta demokrasi dengan pencontrengan. Serta pemilihan presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif secara langsung oleh warga negara Indonesia.
Namun dari segi negatifnya, pemilihan dengan cara mencontreng ini akan membingungkan bagi warga Indonesia yang masih tertinggal pendidikannya, orang tua yang buta huruf dan tidak bisa baca tulis. Proses pilihan yang hanya membuat bangsa lebih buruk, para wakil rakyat yang terpilih tidak lagi murni keinginan para pemilihnya, mereka yang terpilih adalah keberuntungan bagaikan koin yang dilempar. Sebab para pemilihnya hanya asal contreng karena tidak bisa membaca, mana yang cocok jadi pemimpin dan mana yang tidak cocok sehingga tidak di contreng, calon mana yang mereka inginkan dan calon mana yang tidak mereka inginkan. Sehingga pemilihan dengan mencontreng hanyalah sebuah permainan belaka, tak jauh beda dengan permainan kartu yang mengandalkan keberuntungan belaka.. Selain itu kegagalan pencontrengan justru akan membuat malu negara Indonesia dihadapan negara-negara lain.
Mampukah Indonesia Mencontreng??? ... ... ... warga negara yang mayoritas penduduknya berasal dari kaum petani, kaum pedesaan yang tak pernah mengenyam bangku pendidikan, penduduk yang buta huruf dan tidak bisa membaca. Hal ini perlu menjadi pertimbangan bagi para wakil rakyat dan perlunya training-training untuk pelaksanaan pemilu 2009 ini, dengan mengutamakan para warga pedesaan yang masih kebingungan dengan tata cara pencontrengan.
By: M. Mujib Ismail
Ketua Umum IKMAL
(Ikatan Alumni Pon.Pes Terpadu Al Kamal) &
Mahasiswa Santri Berprestasi Departemen Agama RI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar